Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Provinsi di Jawa dengan 5 Provinsi di Luar Jawa (di Bagian Barat dan Bagian Timur)
Dudley Seers mengemukakan,
bahwa paling tidak ada 3 masalah pokok yang perlu diperhatikan dalam
mengukur tingkat kesejahteraan suatu negara. 3 masalah tersebut adalah :
- Tingkat kemiskinan
- Tingkat pengangguran
- Tingkat ketimpangan di berbagai bidang
1. Tingkat Kemiskinan
A. Provinsi Banten
Jumlah penduduk miskin di Banten pada bulan September 2013 mencapai 682,71 ribu orang (5,89 persen). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2013, maka selama enam bulan tersebut terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebesar 26,47 ribu orang (4,03 persen). Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode Maret 2013 - September 2013 penduduk miskin di daerah perkotaan bertambah sebesar 50,66 ribu orang (13,93 persen), sementara penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang sebesar 24,2 ribu orang (8,27 persen).
B. Provinsi DKI Jakarta
Perkembangan Tingkat Kemiskinan September 2012 - Maret 2013 – September 2013
Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta pada bulan September 2013 sebesar 375,70 ribu orang (3,72 persen). Dibandingkan dengan Maret 2013 (354,19 ribu orang atau 3,55 persen), jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 21,51 ribu atau meningkat 0,17 poin. Sedangkan dibandingkan dengan September 2012 dengan jumlah penduduk miskin sebesar 366,77 ribu orang (3,70 persen), jumlah penduduk miskin meningkat 8,93 ribu atau meningkat 0,02 poin.
C. Provinsi Jawa Barat
Pada Maret 2013, penduduk Jawa Barat kategori hampir miskin yang pada Maret 2013 berjumlah 4,2 juta orang bertambah menjadi 5 juta orang pada September 2013. Lalu penduduk Jawa Barat kategori rentan miskin yang asalnya berjumlah 8,6 juta orang pada Maret 2013 naik menjadi 8,9 juta orang pada September 2013.Pergeseran tingkat keterparahan kemiskinan juga terjadi pada kategori penduduk miskin. Dyan mengatakan, penduduk miskin dengan kategori sangat miskin naik signifikan. Pada Maret 2013 jumlahnya 1,052 juta orang, maka pada September 2013 naik menjadi 1,6 juta orang.D. Provinsi Jawa Tengah
E. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
F. Provinsi Jawa Timur
Dalam setahun ini (September 2012 s.d. September 2013), persentase pendudukmiskin Jawa Timur mengalami penurunan sebesar 0,35 poin persen dari 13,08 persenSeptember 2012 menjadi 12,73 persen September 2013. Namun selama satu semester ini (Maret 2013 s.d. September 2013), persentase penduduk miskin mengalami kenaikan sebesar 0,18 poin persen (Gambar 1). Kenaikan selama satu semester tersebut ditunjukkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2013 sebanyak 4.771,26 ribu jiwa menjadi sebanyak 4.865,82 ribu jiwa pada September 2013 atau naik sebesar 94,56 ribu jiwa, diduga kenaikan penduduk miskin ini sebagai dampak dari kenaikan harga BBM yang mempengaruhi daya beli penduduk miskin.untuk daerah perdesaan dan 0,33 poin persen untuk dari perkotaanDitinjau secara spasial, seperti telah dipaparkan sebelumnya, kenaikan persentase penduduk miskin di perdesaan lebih kecil daripada perkotaan, yaitu 0,08 poin persen.G. Provinsi Sumatra Barat
Pada tahun 2013 informasi kemiskinan yang disajikan merupakan keadaan kemiskinan pada bulan Maret 2013 dan September 2013. Dari Maret 2013 ke September 2013 jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan meningkat sebanyak 5,4 ribu jiwa. Sedangkan untuk jumlah penduduk miskin perdesaan mengalami penurunan sebanyak 32,2 ribu jiwa. Perubahan tersebut mengakibatkan jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Barat mengalami penurunan sebanyak 26,8 ribu jiwa dari Maret 2013 ke September 2013.
H. Provinsi Kalimantan Timur
Selama Maret - September 2013, Garis Kemiskinan naik sebesar 9,48 persen, yaitu dari Rp. 381.706,- per kapita per bulan pada Maret 2013 menjadi Rp. 417.902,- per kapita per bulan pada September 2013.Garis kemiskinan di daerah perkotaan lebih besar dibandingkan di daerah perdesaan, pada bulan September 2013 garis kemiskinan di daerah perkotaan sebesar Rp 435.313,- sedangkan di daerah perdesaan sebesar Rp 389.784,-.I. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat pada September 2013 mencapai 802,45 ribuorang (17,25 persen), berkurang 28,39 ribuorang (0,72 persen) dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebesar 830,84 ribu orang (17,97 persen).Selama periode Maret – September 2013, penduduk miskin di daerah perkotaan berkurang sekitar 27,32 ribu orang (dari 391,4 ribu ribu orang pada Maret 2013 menjadi 364,08 ribuorang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan berkurang hanya 1,07 ribu orang (dari 439,45orang pada Maret 2013 menjadi 438,37 ribuorang pada September 2013).Penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2013 sebesar 20,28 persen, menurun menjadi 18,69 persen pada September 2013. Begitu juga dengan penduduk miskin di daerah perdesaan, yaitu dari 16,32 persen padaMaret 2013menjadi 16,22 persen pada September 2013.J. Provinsi Papua
Pada lima tahun pertama Otonomi Khusus (Otsus) Papua berjalan (2001-2005) persentase penduduk miskin menurun sebesar 0,97 persen, yaitu dari 41,80 persen menjadi 40,83 persen. Sedangkan pada lima tahun kedua pelaksanaan Otsus (2006-2010) persentase penduduk miskin menurun sebesar 4,72 persen. Penurunan persentase penduduk miskin terbesar terjadi pada periode Maret 2010 - Maret 2011 di mana terdapat 4,82 persen penduduk yang pada tahun 2010 penghasilannya di bawah garis kemiskinan kini bergeser di atas garis kemiskinan sehingga menjadi tidak miskin.Saat ini jumlah penduduk miskin di Papua (September 2013) sebesar 1.057,98 ribu orang atau sebesar 31,53 persen. Jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada enam bulan sebelumnya (Maret 2013) yang berjumlah 1.017,36 ribu jiwa, maka terjadi penambahan jumlah penduduk miskin sebesar 40,6 ribu orang. Dengan demikian, secara persentase, tingkat kemiskinan di Papua pada periode Maret 2013 - September 2013 mengalami peningkatan sebesar 0,39 persen yaitu dari 31,13 persen pada Maret 2013 menjadi 31,53 persen pada September 2013.K. Provinsi Maluku
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada di bawah Garis Kemiskinan) di Maluku pada bulan September 2013 sebesar 322.510 orang (19,27 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan September 2012 yang berjumlah 338.890 orang (20,76 persen), berarti tingkat kemiskinan turun sebanyak 1,49 persen dalam satu tahun dan jumlah penduduk miskin turun sebanyak 16.380 orang.
Selama periode September 2012-September 2013, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 16.390 orang, sementara di daerah perkotaan dapat dikatakan stagnan. Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan masih cukup tinggi, yaitu sebesar 26,30 persen dibandingkan dengan daerah perkotaan mencapai 7,96 persen.Pada periode September 2012-September 2013, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin mengecil.
2. Tingkat Pengangguran
A. Provinsi Banten
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Banten pada tahun 2013 (Feb.) mencapai 552,9 ribu jiwa menurun dibanding tahun 2008 (656,56 ribu jiwa) atau berkurang sebanyak 103,7 ribu jiwa. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuks (TPT), TPT selama periode tahun 2008-2013 menurun sebesar 5,08 persen, TPT Banten tahun 2013 masih tergolong tinggi diatas rata-rata nasional yaitu mencapai 10,10 persen. Sementara untuk TPT tahun 2012 terbesar di Kabupaten Serang sebesar 12,96 persen dan terendah di Kota Tangerang Selatan (8,07 %).
B. Provinsi DKI Jakarta
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2013(Februari) mencapai 513,2 ribu orang menurun dibanding tahun 2008 (580.5 ribu orang) atau berkurangsebanyak 67,3 ribu orang. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dalam periode tahun 2008-2013 penurunan sebesar 2,22 persen, TPT DKI Jakarta tahun 2013 sebesar 9,94 persen lebih rendahdibandingkan TPT tahun sebelumnya. Namun kondisi TPT DKI Jakarta masih tergolong tinggi dibandingkanterhadap rata-rata TPT nasional. Sementara untuk TPT tahun 2012 terbesar terdapat di Kabupaten Adm. Kep.Seribu (13,97%) dan terendah di Kota Jakarta Selatan (8,96 %).C. Provinsi Jawa Barat
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Barat pada tahun 2013
(Februari) mencapai 1.815.300 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (2.263.584 orang) atau berkurang sebanyak 448.284 jiwa . Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuks (TPT), TPT Provinsi Jawa Barat
terbesar di Kabupaten Cirebon, yaitu sebesar 16,04 persen dan terendah di Kabupaten Tasikmalaya (4,90 %).tahun 2013 sebesar 8,90 persen menurun dibandingkan TPT tahun sebelumnya (9,08%), dan kondisi TPT Jawa Barat tergolong tinggi dibandingkan terhadap TPT nasional. TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota di JawaD. Provinsi Jawa Tengah
Jumlah Pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013(Februari) mencapai 941.400 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (1.227.308 orang) atau berkurang sebanyak 285.900 jiwa. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 sebesar 5,57 persen lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (5,63%), tingkat pengangguran Jawa Tengah lebih rendah dibandingkan terhadap TPT nasional. Penyebaran TPT tahun 2012 terbesar di Kabupaten Pati, yaitu sebesar 12,20 persen dan TPT terendah di Kabupaten Purworejo (3,28 %).E. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
Jumlah pengangguran terbuka di Provinsi D.I. Yogyakarta pada tahun 2013 (Feb.) mencapai 72.500 ribu jiwa atau menurun sebesar 35.029 ribu jiwa dari tahun 2008. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), TPT Provinsi D.I. Yogyakarta tahun 2013 (Feb.) sebesar 3,80 persen sama lebih rendah dibandingkan TPT nasional. Penyebaran TPT tahun 2012 terbesar di Kabupaten Sleman yaitu sebesar 5,42 persen dan TPT terendah di Kabupaten Gunung Kidul (1,92 %).F. Provinsi Jawa Timur
Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2013(Februari) mencapai 804.400 jiwa menurun dibanding tahun 2008 (1.296.313 jiwa), dengan persentase Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,02 persen lebih rendah dibandingkan terhadap TPT nasional. Sementara untuk perbandingan TPT antar kabupaten/kota terbesar di Kota Kediri, yaitu sebesar 7,85 persen dan terrendah di Kabupaten Pacitan (1,16 %).G. Provinsi Sumatra Barat
Jumlah pengangguran pada Agustus 2012 mengalami penurunan sebanyak 604 orang menjadi 142.184 orang dibandingkan dengan keadaan Agustus 2011 yaitu sebanyak 142.788 orang. Jika dibagi, pengangguran perempuan naik dari 59.118 orang pada Agustus 2011 menjadi 62.041 orang pada Agustus 2012, sedangkan jumlah penganggur laki-laki turun dari 83.670 pada keadaan Agustus 2011 menjadi 80.143 orang pada Agustus 2012ingkat pengangguran terbuka sedikit mengalami kenaikan dibanding dua tahun sebelumnya. Pengangguran terbuka menunjukkan trend yang menurun dari 6,95 persen pada Agustus 2010 menjadi 6,45 persen pada Agustus 2011 dan pada Agustus 2012 bergerak naik ke angka 6,52 persen.
H. Provinsi Kalimantan TimurJumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2013 (Februari) mencapai 167.600 jiwa sedikit meningkat dibandikan tahun sebelumnya. Sementara untuk perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung menurun, namun kondisi tingkat pengangguran di Provinsi Kalimantan Timur tergolong tinggi dengan TPT tahun 2013 (Februari) mencapai 8,87 persen lebih tinggi dari rata-rata TPT nasional. Untuk perbandingan TPT tahun 2012 antar kabupaten/kota terbesar terdapat di Kota Bontang, yaitu sebesar 14,32 persen dan terrendah di Kabupaten Berau (5,79 %).I. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Nusa Tenggara Barat pada Agustus 2013 mencapai 5,38 persen, mengalami kenaikan dibanding TPT Februari 2013 sebesar 5,37 persen dan juga mengalami kenaikan dibandingkan dengan TPT Agustus 2012 sebsar 5,26 persen.Secara absolut, pengangguran pada Agustus 2013 berjumlah 112.708 orang hal ini menurut data BPS mengalami penurunan sekitar 7.296 orang jika dibanding keadaan Februari 2013, atau bertambah sebesar 2.760 orang jika dibanding keadaan Agustus 2012.Namun secara persentase, tingkat pengangguran pada bulan Agustus 2013 mengalami kenaikan, yaitu 0,01 persen jika dibandingkan dengan keadaan Februari 2013. Dibandingkan dengan keadaan Agustus 2012, tingkat pengangguran mengalami peningkatan sebesar 0,12 persen.J. Provinsi Papua
Jumlah pengangguran pada bulan Agustus 2013 mencapai 17.131 orang, dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) cenderung meningkat dimana TPT Agustus 2013 sebesar 4,62 persen naik dari TPT Februari 2013 sebesar 4,46 persen,Pada bulan Agustus 2013, TPT untuk pendidikan menengah masih tetap menempati posisi teratas, yaitu TPT Sekolah Menengah Kejuruan sebesar 10,22 persen dan TPT Diploma sebesar 9,25 persen.
K. Provinsi Maluku
Jumlah pengangguran pada Februari 2013 di Provinsi Maluku mengalami penurunan sekitar 1.524 orang dibandingkan keadaan Agustus 2012. Penurunan jumlah penganggur ini sekaligus mendorong penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari 7,51 persen pada Agustus 2012 menjadi 6,73 persen pada Februari 2013.
3. Ketimpangan Sosial di Berbagai Bidang
a. Bidang Pendidikan
Perkembangan pendidikan di Indonesia memang masih pada level stagnan atau jalan ditempat. Sistem pendidikan yang selalu berubah-rubah, kurikulum yang selalu berubah, dan kebijakan-kebijakan yang membingungkan membuat status pendidikan Indonesia belum juga meningkat (Nur Rois, 2012).Hingga saat ini memang belum terjadi pemerataan pendidikan, baik dari segi tenaga pengajar, fasilitas sarana prasarana, sampai siswa-siwanya yag kelak menjadi generasi penerus bangsa. Sekolah yang kualitasnya bagus karena memiliki pengajar yang kompeten, fasilitas lengkap, dan siswa-siswanya cerdas akan semakin bagus. Sedangkan sekolah yang kualitasnya sedang justru sebaliknya. Sekolah yang kualitasnya sedang atau kurang bagus akan menjadi bertambah buruk. Sudah tenaga pengajarnya kurang kompeten, fasilitasnya kurang, siswa-siswanya juga kurang secara akademis menurut Prof. Eko Budihardjo (dalam www.mediaindonesia.com).
Sehingga, dapat dikatakan banyak faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan pendidikan, yaitu sebagai berikut :
- Sumber daya manusia
- Infrastruktur
- Proses pembelajaran yang konvensional
- Lemahnya sistem pendidikan nasional
b. Bidang Kesehatan :
Permasalahan SDM kesehatan juga merupakan tantangan yang harus segera dijawab oleh pemerintah. Koordinator Program Manajemen WHO Wilayah Asia Tenggara Dr. M Mucaherul Hug pada keteranganya usai pembukaan Konferensi Aliansi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Se-Asia Pasifik di Sanur pada April 2010 menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dari 57 negara di dunia yang masuk dalam kategori negara yang mengalami krisis tenaga kesehatan. Menurut Mucaherul Hug, selain karena tidak meratanya distribusi, krisis tenaga kesehatan di Indonesia juga disebabkan oleh rendahnya kompetensi tenaga kesehatan Indonesia. Dalam hal ini, pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada institusi pendidikan terkait, serta menyusun dan menegaskan regulasi sebagai upaya menjawab permasalahan distribusi tenaga kesehatan yang belum merata, terutama untuk daerah terpencil dan perbatasan.4. Solusi
1. Mengutamakan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu syarat utama untuk bisa menjadikan negara ini lebih maju dalam segala hal.Dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka kecil kemungkinan terjadinya kesenjangan sosial.Oleh karenanya pemerintah wajib mengutamakan pendidikan dalam segala hal sehingga setiap warga negara mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan.Hal tersebut dapat dilakukan seperti: pemberian beasiswa,menambah anggaran pendidikan pada APBN.
2. Menciptakan Lapangan Kerja dan Meminimalis Kemiskinan
Pemerintah dapat mengupayakan hal tersebut dengan berbagai cara berikut antara lain : mengadakan proyek padat karya,mendirikan lebih banyak ukm-ukm, memberlakukan inpres desa tertinggal.
3. Meminimalis (KKN) dan Memberantas Korupsi Dalam Upaya Meningkatan
Kesejahteraan Masyarakat.
Pemerintah telah membentuk suatu lembaga yang bertugas memberantas (KKN) di Indonesia. Indonesia telah mulai berbenah diri namun dalam beberapa kasus soal korupsi KPK dinilai masih tebang pilih dalam menindak masalah korupsi. Misalnya kasus tentang bank century belum menemukan titik terang dan seolah-olah mengakiri kasus itu. Pemerintah harus selalu berbenah diri karena dengan meminimaliskan (KKN) yang terjadi mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan dana yang ada.
4. Meningkatkan System Keadilan di Indonesia serta Melakukan Pengawasan
yang Ketat terhadap Mafia Hukum.
Masih banyak mafia hukum merajarela di Indonesia, semakin membuat kesenjangan sosial di Indonesia makin mencolok.Inilah upaya - upaya yang dapat dipaparkan dan diharapakan mampu menyelesaikan masalah kesenjangan sosial yang terjadi di Indonesia.Referensi :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jawa-barat-nasional/13/11/06/mvu35e-pengangguran-di-jabar-naik-puluhan-ribu-orang
https://id.berita.yahoo.com/jumlah-orang-miskin-jawa-barat-naik-101008685--finance.html
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Fbinsos.jatengprov.go.id%2Ffile%2520pdf%2Fmiskin0913.pdf&ei=1SlZU_XoBMbnrAff7YDYAQ&usg=AFQjCNFZgpSyTyqQkFZgUI5p4_S4tLEpAw&sig2=tCVwT-xXbP36-8x4efFZdw&bvm=bv.65397613,d.bmk
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fyogyakarta.bps.go.id%2Fdownload%2FBRS%2F2014%2FJanuari%2F5.%2520BRS%2520DIY%2520No.%252005%2520-%25202%2520Januari%25202014%2520-%2520Kemiskinan%2520Sept%25202013.pdf&ei=-ypZU_utAs3-rAfJkYDwCQ&usg=AFQjCNFYSCgaJtW6pXXrp_VyoeXPwbvQ0A&sig2=yL345qhS0arJGhIGD_DBPQ&bvm=bv.65397613,d.bmk
http://www.bps.go.id/getfile.php?news=1070
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CDQQFjAB&url=http%3A%2F%2Fsumbar.bps.go.id%2Fsumbar%2F%3Fr%3Dsite%2Fdownload%26file%3D2014%2F1%2FBRS%2520Kemiskinan%2520Januari%25202014.pdf&ei=EC9ZU5qpNsKHrgfkyIC4Bw&usg=AFQjCNHGJX_sGjazzzplJJY31nIWiERlMQ&sig2=-iLSPlQtI-ols5Iy-xhvLw&bvm=bv.65397613,d.bmk
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCkQFjAA&url=http%3A%2F%2Fkaltim.bps.go.id%2Fweb%2Fbrs%2F2014%2FKEMISKINAN%2FBRS%2520kemiskinan%2520sep%25202013.pdf&ei=QjBZU_CEJcHWrQfMmYG4BA&usg=AFQjCNFvZFB1CXh3Izx2rN5W6lLATH84Og&sig2=cfSKbkJ7na4N9xakCLdRVw&bvm=bv.65397613,d.bmk
http://ntb.bps.go.id/index.php?page=brs&act=view&brs_id=37
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CDEQFjAB&url=http%3A%2F%2Fpapua.bps.go.id%2Fdata%2Fbrs%2Ffile%2F2014JanMiskin.pdf&ei=uDJZU-XgN87GrAe9moC4Ag&usg=AFQjCNGjlUTPh8aW1SrDOWfE-astsg00WQ&sig2=kLkny3Jkq6NrMJWzEc9T2g&bvm=bv.65397613,d.bmk
http://banten.bps.go.id/pdf/1324_TenagaKerja_060513.pdf
http://reviandi.wordpress.com/2012/11/05/pengangguran-di-sumbar-capai-142-184/
http://www.lombokpreneur.com/berita-ekonomi-bisnis/agustus-2013-tingkat-pengangguran-terbuka-di-ntb-capai-538-persen.php
http://alisarjuni.blogspot.com/2013/06/faktor-penyebab-terjadinya-kesenjangan.html
http://indraferdians-ifs13.blogspot.com/