Senin, 12 Oktober 2015

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Deduktif)



Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (Deduktif)

 

Sebelumnya di periode Juli - September pertumbuhan ekonomi Indonesia turun 0,2% dari 5,8% ke 5,6% dibanding kuartal sebelumnya. Sementara itu disebabkan menurunnya harga komoditas dan permintaan pasar, terjadi penekanan pada sektor ekspor Indonesia. Ditambah permintaan domestik dipengaruhi melonjaknya harga bahan bakar minyak dan kenaikan suku bunga. Sempat terjadi aksi demo di beberapa daerah yang disebabkan kenaikan BBM ini.
Efek dari ulah investor yang menarik dana segar mereka menjadikan Indonesia dan sebagian besar nagara berkembang lainnya dalam kondisi sulit. Faktor utama nya tak lain adalah banyak prediksi menyatakan bank sentral AS akan mengurangi program stimulus dan akan menaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan. Dampak dari  penurunan permintaan domestik dan melemahnya ekspor pada kuartal ketiga tahun ini pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di level terendah sejak empat tahun terakhir.
Kecemasan terhadap menurunnya laju ekonomi dan meluasnya defisit anggaran turut mempengaruhi tindakan investor dalam penarikan dana. Hal ini berdampak terhadap kurs rupiah tahun ini dan menjulangnya harga barang sehingga BI menaikan suku bunga kredit. Puncaknya terjadi kenaikan menjadi 7,25% di bulan September, ini merupakan rekor tertinggi sejak empat tahun terakhir. Para pakar menilai beberapa penyebab ini menjadikan melemahnya tingkat konsumsi domestik dan menggangu laju pertumbuhan ekonomi. Masih di bulan yang sama BI juga menurunkan target pertumbuhan ekonomi dibandingkan prediksi sebelumnya dari 5,8% - 6,2%  menjadi 5,5% - 5,9%.
Sementara itu orang nomer dua di Indonesia, Boediono juga mengatakan ditengah kondisi ekonomi global yang belum menentu cukup sulit bagi Indonesia dapat menyentuh angka pertumbuhan ekonomi diatas 6%. Akan tetapi beliau menegaskan tetap ada keyakinan adanya koreksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun depan. Pendapat tersebut diungkap saat membuka acara Indonesia Investor Summit di Ritz Charlton, Jakarta, Kamis (7/11). Ditambahkan olehnya sekarang para pelaku usaha diharapkan dapat menerima angka pertumbuhan tersebut mengingat kondisi ekonomi global saat ini.
Terdapat beberapa faktor yang harus di waspadai, diantaranya konsistensi dalam menjaga bertumbuhnya kelas menengah, peningkatan pengelolaan SDA nasional dan yang paling utama adalah menjaga stabilitas situasi politik jelang Pemilu 2014 mendatang.
Jika Indonesia ingin mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi banyak tugas yang harus dirampungkan oleh pihak pemerintah. Pertama yaitu problema infrastruktur yang sampai saat ini belum maksimal, penyediaan energi alternatif baru dan terakhir pemberantasan korupsi di negeri ini. Bagi bangsa Indonesia tentunya untuk menjalani dan memperbaiki hal yang telah disebut diatas membutuhkan waktu dan proses tersendiri. Sambil mempersiapkan semuanya kita dituntut selalu mengadakan koreksi disana-sini agar tercipta sinergi disemua lapisan sendi perekonomian Indonesia.
Penjelasan : Kalimat yang bercetak tebal merupakan kalimat deduktif, karena induk kalimat atau gagasan pokoknya berada diawal kalimat.

Sumber :
 

Nama           : Marhamah

NPM            : 25213277

Kelas           : 3EB18

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2




Materi Penalaran


Materi Penalaran

Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).
Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.

Metode dalam menalar

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif.

Metode induktif

Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali dengan menjelaskan permasalahan-permasalahan khusus (mengandung pembuktian dan contoh-contoh fakta) yang diakhiri dengan kesimpulan yang berupa pernyataan umum. Paragraf Induktis sendiri dikembangkan menjadi beberapa jenis. Pengembangan tersebut yakni paragraf generalisasi, paragraf analogi, paragraf sebab akibat bisa juga akibat sebab.
Contoh paragraf Induktif:
Pada saat ini remaja lebih menukai tari-tarian dari barat seperti breakdance, Shuffle, salsa (dan Kripton), modern dance dan lain sebagainya. Begitupula dengan jenis musik umumnya mereka menyukai rock, blues, jazz, maupun reff tarian dan kesenian tradisional mulai ditinggalkan dan beralih mengikuti tren barat. Penerimaan terhadap bahaya luar yang masuk tidak disertai dengan pelestarian budaya sendiri. Kesenian dan budaya luar perlahan-lahan menggeser kesenian dan budaya tradisional.
Contoh generalisasi:
Jika ada udara, manusia akan hidup.
Jika ada udara, hewan akan hidup.
Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.
Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.


Penalaran Induktif sendiri terbagi menjadi :

a.       Generalisasi

Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa-peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengembangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistik, dan lain-lain.

Jenis – jenis generalisasi:

·         Generalisasi Sempurna
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Generalisasi macam ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat diserang. Tetapi tetap saja yang belum diselidiki. Contoh: sensus penduduk.

·         Generalisasi tidak sempurna
Adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana slim fit.

Contoh :
Saya melihat orang-orang asyik membaca koran di halte bus. Kegiatan serupa juga saya jumpai di peron stasiun kereta api. Saat saya jalan-jalan di taman hal yang sama juga saya lihat orang duduk bersantai sambil membaca koran. Bahkan, ketika saya keluar ruang dan sampai di trotoar, saya melihat berderet anak sekolah, kawula muda, dan orang dewasa semua sedang membaca. Jadi, banyak orang yang memanfaatkan waktu untuk membaca

b.      Analogi

Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak menandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya. Paragraf analogi ini merupakan bagian paragraf induktif.

Contoh:
Peternakan merupakan aspek perekonomian yang penting dan menjanjikan. Selain dapat menjai lahan pendapatan, peternakan juga memiliki dampak positif meningkatkan gizi masyarakat. Pengembangan peternakan dapat memenuhi kebutuhan daging warga sehingga negara tidak perlu mengimpor daging dari luar. Pertanian juga merupakan aspek perekonomian yang penting. Pengembangan pertanian dapat memenuhi kebutuhan beras warga sehingga impor dari luar tidak diperlukan.

c.       Hubungan Kausal (Sebab – Akibat)

Hubungan kausal (kausalitas) merupakan prinsip sebab-akibat yang pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya, merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. Dengan kata lain, penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.

Macam - macam hubungan kausal:

·         Sebab- Akibat
Kekeringan melanda desa itu mengakibatkan warga setempat kesulitan mendapatkan air.

·         Akibat – Sebab
Kebakaran itu terjadi disebabkan oleh ledakan tabung gas

·         Akibat – Akibat
Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.


Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.
Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Konsep dan simbol dalam penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.
      berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Macam - macam penalaran deduktif :

a.       Silogisme

Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1 kesimpulan.


Macam – macam silogisme :

·        Silogisme Kategorial

Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).

Contoh:
Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
Mawar adalah tumbuhan (premis minor).
Mawar membutuhkan air (Konklusi)

·         Silogisme Hipotetik

Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.

Contoh :
Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.(Mayor)
Pihak penguasa tidak gelisah. (Minor)
               Mahasiswa tidak turun ke jalanan. (Konklusi)

  

·          Silogisme Alternatif

Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.

Contoh:
Ibu pergi ke pasar atau supermarket
Ibu pergi ke pasar.
Jadi, ibu tidak pergi ke supermarket.

·        Silogisme Disjungtif

Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif
yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:

o        Silogisme disyungtif dalam arti sempit

Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif kontradiktif. 

Contoh:
Heri jujur atau berbohong.(premis1)
Ternyata Heri berbohong.(premis2)
Ia tidak jujur (konklusi).


  

o        Silogisme disjungtif dalam arti luas

Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif bukan kontradiktif. 

Contoh:
Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)
Ternyata tidak di rumah.(premis2)
Hasan di pasar (konklusi).

b.      Entimen

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Contoh:
– Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
– Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.


Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran

Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

Ciri-ciri Penalaran
Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:
  • Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).
  • Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.
Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
  • Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.
  • Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.
  • Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

Salah Nalar

Salah nalar (fallacy) ialah gagasan, pikiran atau simpulan yang keliru atau sesat. Salah nalar terjadi karena kita tidak mengikuti tata cara pemikiran dengan tepat. Telaah atas kesalahan itu akan macam salah nalar, yaitu :

1.    Deduksi yang salah
Salah nalar akibat deduksi yang salah amat sering dilakukan orang. Hal ini terjadi akibat simpulan simpulan yang salah dalam silogisme yang berpremis salah atau yang premisnya tidak
Misalnya : Pengiriman manusia ke bulan hanyalah penghamburan. (premisnya : semua eksperimen ke angkasa luar hanyalah penghamburan)

2.   Generalisasi yang terlalu luas
Salah nalar ini terjadi karena jumlah premis yang terbatas tidak memadai. Harus dicatat bahwa kadang-kadang premis yang terbatas mengizinkan generalisasi yang sahih.
Misalnya :   Orang Indonesia malas tetapi ramah. ( Orang Indonesia ada yang malas ada juga yang ramah).

3.    Pemikiran “atau ini, atau itu”
Misalnya : Petani harus bersekolah supaya terampil. (Apakah untuk menjadi terampil kita selalu harus bersekolah? )

4.    Salah nalar atas penyebabnya
Generalisasi induktif sering disusun berdasarkan pengamatan sebab dan akibat, tetapi kita kadang-kadang tidak menilai dengan tepat sebab suatu peristiwa atau hasil kejadian. Khususnya dalam hal yang menyangkut manusia, penentuan sebab dan akibat sifatnya sulit. Salah nalar atas penyebab yang lazim terjadi ialah salah nalar yang disebut post hoc dan ergo propter hoc (sesudah itu dan maka karena itu).
Misalnya : Swie King menjadi juara karena doa kita. (Lawan Swie King tentu juga didoakan oleh para pendukungnya).

 SUMBER :
https://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/pengertian-dan-metode-penalaran-menurut.html
http://www.bangidhamdwirahmanto.tk/ 


Nama           : Marhamah

NPM            : 25213277

Kelas           : 3EB18

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2