Minggu, 01 Desember 2013

Akuntansi dan Laporan Keuangan



Bab 11 Akuntansi dan Laporan Keuangan



17. Definisi Akuntansi


Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan aktivitas keuangan. Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai "bahasa bisnis". Akuntansi bertujuan untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham, kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi, adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini - yang masuk akal tapi tak dijamin sepenuhnya - mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Praktisi akuntansi dikenal sebagai akuntan. Akuntan bersertifikat resmi memiliki gelar tertentu yang berbeda di tiap negara. Contohnya adalah Chartered Accountant (FCA, CA or ACA), Chartered Certified Accountant (ACCA atau FCCA), Management Accountant (ACMA, FCMA atau AICWA), Certified Public Accountant (CPA), dan Certified General Accountant (CGA). Di Indonesia, akuntan publik yang bersertifikat disebut CPA Indonesia (sebelumnya: BAP atau Bersertifikat Akuntan Publik).

18. Fungsi Akuntansi


Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.


3. Pihak-pihak yang Berkepentingan

1. Pimpinan perusahaan
2. Pemilik Perusahaan
3. Kreditor
4. Pemerintah
5. Karyawan

3. Prinsip akuntansi

A. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)


Prinsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Misalkan, pada saat kita hendak membeli sebuah laptop, kita ditawari harga Rp 9.000.000,00, setelah proses tawar menawar berjalan kita membeli laptop tersebut dengan harga Rp 8.950.000,00. Dari kondisi di atas yang menjadi harga perolehan laptop kita adalah Rp 8.950.000,00, sehingga pada pencatatan kita yang muncul adalah angka Rp 8.950.000,00.

 

B. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)

 
Pendapatan adalah aliran masuk harta-harta (aktiva) yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu.
Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalah jumlah kas atau ekuivalennya yang diterima dari transaksi penjualan dengan pihak yang bebas.

 

C. Prinsip Mempertemukan (Matching Principle)


Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. Prinsip ini berguna untuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Prinsip ini biasanya diterapkan saat kita membuat jurnal penyesuaian. Dengan adanya prinsip ini kita harus menghitung berapa besarnya biaya yang sudah benar-benar menjadi beban kita meskipun belum dikeluarkan, dan berapa besarnya pendapatan yang sudah benar-benar menjadi hak kita meskipun belum kita terima selama periode berjalan.

 

D. Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)

 
Metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses akuntansi harus diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Konsistensi tidak dimaksudkan sebagai larangan penggantian metode, jadi masih dimungkinkan untuk mengadakan perubahan metode yang dipakai. Jika ada penggantian metode, maka selisih yang cukup berarti (material) terhadap laba perusahaan harus dijelaskan dalam laporan keuangan, tergantung dari sifat dan perlakukan terhadap perubahan metode atau prinsip tersebut.

 

E. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure Principle)

 
Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Hal ini diperlukan karena melalui laporan keuanganlah kita dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan dan mengambil keputusan atas perusahaan tersebut. Apabila informasi yang disajikan tidak lengkap, maka laporan keuangan tersebut bisa menyesatkan para pemakainya.

 

4. Pengertian laporan keuangan

 

Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran catatan data, penerapan prinsip-prinsip dan kebiasaan akuntansi, dan penggunaan data pengalaman pribadi penyusunnya.

       5. Isi Laporan Keuangan

 

Terdapat 4 jenis laporan keuangan yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan:

    

    a)      Laporan Rugi/Laba:

 

 1. Bentuk Single Step atau Langsung


Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.


2. Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung


Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan

   b)      Laporan Perubahan Modal

   c)       Neraca: 

 

Neraca dapat dibuat dalam dua bentuk, yaitu:

1.Bentuk skontro

Neraca disusun menjadi dua sisi sebelah-menyebelah, sisi kiri (debit) untuk mencatat harta perusahaan dan sisi kanan (kredit) untuk mencatat utang dan modal perusahaan.

2.Bentuk staffel

Neraca disusun dari atas ke bawah secara berurutan mulai dari harta kemudian diikuti utang dan modal.

   d)      Laporan Arus Kas

 

5. Isi Laporan Keuangan

 

Laporan keuangan terdiri dari:
-Neraca  : 
      Menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.

-Perhitungan laba rugi :
Menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.   
                                
-Laporan arus kas :
Menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.

-Catatan atas laporan keuangan :
Menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan
perusahaan.


6. Bentuk Neraca

 

BENTUK NERACA SALDO

 

Neraca dapat disusun dalam dua bentuk :
yaitu bentuk skontro dan bentuk staffel.

-Bentuk skontro :
artinya menyusun harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan atau sebelah menyebelah. 


-Bentuk staffel   :
sering disebut dengan bentuk laporan, yaitu menempatkan harta pada bagian atas neraca dan utang dengan modal di bagian bawahnya. Coba Anda bedakan kedua bentuk neraca berikut.

Perbedaan neraca bentuk staffel dengan skontro adalah bentuk staffel disusun secara vertikal. Harta pada bagian atas dan utang dengan modal pada bagian bawah. Sedangkan bentuk skontro, harta (aktiva) pada sisi kiri, utang dan modal pada sisi kanan.

7. Laporan Laba Rugi

CONTOH LAPORAN :


                        - LAPORAN LABA RUGI -±
                           per 31 Desember

                                            
  Pendapatan dari penjualan             Rp.                99.980.000
  Harga Pokok Penjualan                  Rp.                25.000.000
                                                                      ---------- (-)
  Laba Kotor                                                      74.980.000

  Biaya Operasional:
  - Biaya Pemasaran                         Rp.                 5.000.000
  - Biaya Administrasi & Umum            Rp.                 1.250.000
                                                                       ---------- (+)
                                                                         6.250.000
                                                                       ---------- (-)
  Laba Usaha                                  Rp.                68.740.000
  Pendapatan Lain-lain                      Rp.                    125.000
                                                                       ---------- (+)
  Laba sebelum Bunga dan Pajak         Rp.                68.865.000
  Bunga                                          Rp.                    199.000
                                                                       ---------- (+)
  Laba sebelum Pajak                        Rp.                69.064.000
  Pajak                                           Rp.                  1.275.000
                                                                       ---------- (-)
  Laba Bersih                                   Rp.               67.789.000
                                                                       ==========  


8. Bentuk Laba Rugi

 

Laporan Laba/Rugi dibuat dua bentuk :

  •      Bentuk Single Step atau Langsung
    Semua pendapatan dikelompokkan tersendiri di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih.

     

  •      Bentuk Multiple Step atau Tidak Langsung
    Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha, demikian juga beban dibedakan menjadi beban usaha usaha dan beban di luar usaha. Pendapatan dan beban usaha disajikan pertama, pendapatan dan beban di luar usaha disajikan kemudian.


    Langkah-langkah Penyusunan Laporan Laba/Rugi.
    Beberapa hal yang harus diperhatikan :

  • Judul Laporan
  • Isi Laporan
      
     Bentuk single step :
  • Menuliskan semua pendapat
  • Menuliskan semua beban
  • Menghitung selisih pendapat dan beban,  jika pendapatan lebih besar dari pada
    beban  maka selisihnya disebut laba bersih dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi bersih. 


    Bentuk multiple step :
  • Menuliskan pendapat usaha
  • Menuliskan beban usaha
  • Menghitung pendapat dan beban usaha, jika pendapatan usaha lebih besar dari pada beban usaha maka selisihnya disebut laba usaha dan jika sebaliknya maka selisihnya disebut rugi usaha.

9. Tujuan Laporan Keuangan

 

Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar